UPACARA ADAT BAYI BARU LAHIR DI SUKU JAWA DAN SUKU SUNDA
Assalamualaikum Wr. Wb
Hallo semua............
Bagaimana kabar kalian, semoga sehat selalu ya... pada kesempatan kali ini saya akan membahas apa saja tradisi bayi baru lahir yang ada di suku jawa dan suku sunda.
Mari kita simak penjelasannya di bawah ini ya...
A. Upacara Adat Bayi Baru Lahir (BBL) Suku Jawa
Dalam menyambut kelahiran bayi orang jawa memiliki beberapa upacara penting yang bisa dilakukan berbagai acara ini bertujuan sebagai rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa momongan yang menjadi harapan setiap keluarga.
Berikut ini beberapa upacara tradisi jawa yang dilakukan saat kelahiran bayi, yakni :
1. Mengubur Ari-Ari
Ari-ari menurut medis merupakan sebuah organ yang berfungsi untuk menyalurkan barbagai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin di dalam rahim. Lewat ari-ari juga zat-zat antibodi, berbagai hormon dan gizi disalurkan sehingga janin bisa berkembang menjadi bayi.
Upacara mendhem ari-ari (mengubur ari-ari) ini biasanya dilakukan oleh sang ayah, berada di dekat pintu utama rumah, diberi pagar bambu dan penerangan berupa lampu minyak selama 35 hari (selapan).
2. Brokohan
Brokohan merupakan salah satu upacara tradisi jawa untuk menyambut kelahiran bayi yang di laksanakan sehari setelah bayi lahir. Kata Brokohan sendiri berasal dari kata brokah-an, yang artinya memohon berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi.
Dalam acara ini biasanya para tetamgga dekat dan sanak saudara berdatangan berkumpul sebagai tanda turut bahagia atas kelahiran bayi yang berjalan dengan lancar. Tak sedikit para tetangga yang membawa bermacam oleh-oleh berupa perlengkapan bayi dan makanan untuk keluarga yang melahirkan.
3. Sepasaran
Sepasaran menjadi salah satu upacara adat jawa yang dilakukan setelah lima hari sejak kelahiran bayi. Dalam acara ini pihak keluarga mengundang tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk ikut mendoakan atas bayi yang telah dilahirkan.
Acara sepasaran secara sederhana biasanya dilakukan dengan kenduri, bagi yang memiliki rejeki yang lebih biasanya dilaksanakan seperti orang punya hajat (mantu). Adapun inti dari acara sepasaran ini adalah upacara selamatan sekaligus mencantumkan nama bayi yang telah lahir.
4. Puputan
Upacara puputan dilakukan ketika tali pusar yang menempel pada perut bayi sudah putus. Pelaksanaan upacara ini biasanya berupa keduri memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar si anak yang telah puput puser selalu di berkahi, diberi keselamatan dan kesehatan.
Orang tua jaman dulu melaksanakan upacara puputan dengan menyediakan berbagai macam sesaji, namun masyarakat jawa modern biasanya acara puputan dibuat bersamaan dengan acara sepasaran ataupun selapan, hal ini tergantung kapan tali pusar putus dari pusar bayi.
5. Aqiqah
Akulturasi budaya Jawa-Islam sangat terlihat dalam upacara aqiqah. Upacara yang dilakukan setelah tujuh haru kelahiran bayi ini biasanya dilaksanankan dengan penyembelihan hewan qurban berupa domba/kambing. Jika anak yang dilahirkan laki-laki biasanya menyembelih dua ekr kambing., dan bila anak yang dilahirkan perempuan maka menyembelih satu ekor kambing.
B. Upacara Adat Bayi Baru Lahir (BBL) Suku Sunda
Masyarakat Sunda melaksanakan upacara adat istiadat dengan tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur serta memohon kesejahteraan dan keselamatan dunia akhirat. Biasanya, prosesi adat istiadat dilakukan pada momen-momen penting dalam hidup, salah satunya momen kelahiran bayi.
Berikut ini beberapa upacara tradisi jawa yang dilakukan saat kelahiran bayi, yakni :
1. Memelihara Tembuni
Upacara adat yang pertama adalah memelihara tembuni usai persalinan agar bayi selamat dan bahagia, tembuni merupakan plasenta bayi atau yang bisa di sebut dengan ari-ari. Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tembuni adalah saudara bayi sehingga tidak boleh dibuang sembarangan dan harus melalui ritual khusus saat mengubur atau menghanyutkannya.
Bersamaan dengan kelahiran bayi, tembuni dibersihkan dan ditaruh didalam pendil atau kendi. Lalu, diberi bumbu-bumbu yakni garam, asam, gula merah. Terakhir, pendil ditutup dengan kain putih dan diberi bambu kecil agar tetap menerima udara.
2. Nenjrag Bumi
Upacara nenjrag bumi aadalah adat memukulkan alu, tongkat tebal dari kayu kearah bumi. Ritual ini dilakukan agar bayi kelak menjadi pemeberani, tidak mudah takut dan terkejut. Ada dua cara yang dapat dipilih, memukulkan alu sebanyak tujuh kali kebumi dekat bayi, atau membaringkan bayi diatasa pelupuh (lantai bambu yang dibelah-belah), kemudian sang ibu menghentakkan kakinya ke pelupuh di dekat bayi.
3. Cukuran
Mencukur rambut bayi dilakukan saat bayi memasuki usia 40 hari untuk membersihkan atau menyucikan rambut dari segala najis. Sang bayi dibaringkan ditengah-tengah para tamu, disediakan pula wadah berisi air kembang dan gunting yang digantung perhiasan emas, seperti kalung gelang atau cincin. Seraya para tamu berdoa dan bersholawat, beberapa dari mereka pun menggunting sedikit rambut bayi.
4. Turun Taneuh
Upacara turun taneuh merupakan upacara adat saat bayi pertama kali menepakkan kakinya ke tanah, dilaksanakan jika sudah mulai merangkak atau melangkah. Harapannya, sang bayi dapat mengetahui keadaan dunianya dan kelak menjadi apa.
Orang tua harus menata segenggam padi, perhiasan emas dan uang lembaran diatas tikar atau taplak putih. Kemudian kaki bayi diarahkan untuk menginjak kain tersebut, maknanya agar kelak ia dapat tumbuh menjadi sosok yang mampu mencari nafkah.
Demikianlah ulasan upacara adat bayi baru lahir di suku jawa dan suku sunda, nah bagaimana dengan upacara adat usai kelahiran di daerah kalian?..................
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Wr.Wb
Komentar
Posting Komentar